Kamis, 02 Mei 2013

81 Pengidap HIV/AIDS Meninggal

Sosialisasi : KPA Sedang sosialisasi di Salabintana Kab Sukabumi
203  Penderita Tercatat di KPA Kabupaten Sukabumi

SUKABUMI--Penderita AIDS di Kabupaten Sukabumi semakin bertambah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pada 2010 sampai 2011 terdapat 171 penderita HIV/AIDS dengan rincian HIV 85 orang dan AIDS 84 orang. Penderita yang meninggal sampai November 2011 mencapai 83 orang. Selama 2011  jumlah penderita penyakit HIV/AIDS bertambah 11 orang dengan rincian 10 orang HIV dan 1  positif AIDS. Nah, pada 2012 hingga April 2013 ini tercatat 203 orang. ''Jumlah yang tercatat ini lebih kecil. Fakta di lapangan saya yakin lebih besar lagi, karena banyak penderita HIV/AIDS yang tidak melapor atau memeriksakan diri ke puskesmas terdekat,'' kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi, dr. Asep Suherman kepada Radar Sukabumi di sela-sela sosialisasi penanggulanan HIV/AIDS di kawasan wisata Salabintana, Selasa (23/4) malam.
Makanya KPA Kabupaten Sukabumi gencar melakukan sosialisasi pada masyarakat yang rentan terkena peyakit HIV/AIDS. Pada Selasa (23/4) mensosialisasikan  bahaya  HIV/AIDS pada warga Salabintana Kacamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
Menurut dr Asep, dari 203 orang menderita penyakit ini,  81 penderita HIV/AIDS meninggal dunia. Secara jenis kelamin, penderita penyakit yang belum ada obatnya ini didominasi kaum pria yakni 105 orang. Sedangkan perempuan  97 orang. Dengan jumlah tersebut Kabupaten Sukabumi berada di peringkat ke 18 kasus HIV/AIDS di Jawa Barat. "Hampir semua kecamatan ada penderita HIV dan AIDS. Cara penularannya 51,93 persen melalui penyalahgunaan napza suntik. Selanjutnya 35,91 melalui hubungan seks. Terakhir, 12,15 persen penyeberannya melalui pekerja seks komersial (PSK),'' jelasnya
Sedangkan dari  usia,76 persen kasus AIDS/HIV rata rata penderitanya berusia 20-29 tahun.
Dari kasus ini, KPA sudah merancang strategi dalam penanggulangan penyebaran HIV/AIDS. Dalam kegiatan sosialisasi ini meliputi aspek penguatan pendidikan agama dan ketahanan keluarga.
Pendidikan sebaya dan pemberdayaan remaja serta generasi muda untuk menjauhi narkoba dan seks bebas.  "Untuk memerangi HIV/AIDS ini harus diawali dengan proteksi keluarga, selanjutnya lingkungan ahlakul karimah,” terang pria yang juga menjabat Kasi Program Kesehatan dan Media Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi ini.
dr Asep menambahkan, seorang orang dengan HIV/AIDS (ODHA) perlu mendapatkan dukungan psikososial dengan menghapuskan diskriminasi. Ini perlu agar ODHA bertanggungjawab untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
Disinggung kenapa sosialisasi ini pada  malam hari, dirinya menjelaskan bahwa di tempat pariwisata seperti Salabintana riskan terjadinya  peredaran peyakit HIV/AIDS dari pekerja seks komersial maupun pria hidung belang.  "Biasanya yang rentan terkena peyakit tersebut adalah orang yang suka hiburan malam, "tandasnya. (hnd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar